Dinasti Mirdas مرداسيون | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1024–1080 | |||||||||
![]() | |||||||||
Ibu kota | Aleppo | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Arab | ||||||||
Agama | Islam Syiah | ||||||||
Pemerintahan | Keamiran | ||||||||
Emir | |||||||||
• 1024–1029 | Shalih bin Mirdas | ||||||||
• 1029–1038 | Syibl ad-Daulah Nashr | ||||||||
• 1042–1062 | Mu'izz ad-Daulah Tsimal | ||||||||
Sejarah | |||||||||
• Didirikan | 1024 | ||||||||
• Dibubarkan | 1080 | ||||||||
Mata uang | Dirham, dinar | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | ![]() ![]() | ||||||||
Dinasti Mirdas (bahasa Arab: المرداسيون, translit. al-Mirdāsiyyīn), juga disebut sebagai Bani Mirdas adalah dinasti Arab yang menguasai Emirat Aleppo kurang lebih terus menerus dari tahun 1024 hingga 1080.
Mirdas adalah anggota Bani Kilab,[1] sebuah suku Arab yang telah hadir di Suriah utara selama beberapa abad. Seperti suku-suku Arab lainnya di wilayah itu, Mirdas adalah Muslim Syiah. Suku-suku Arab seperti itu rentan terhadap propaganda kaum Qaramitah, yang mencela kekayaan penduduk Sunni perkotaan. Akibatnya, mereka diberikan simpati Syiah. Namun, sebagai akibat dari ekspansi Turki Seljuk ke daerah itu, mereka terpaksa masuk Islam Sunni di bawah Rasyid ad-Daulah Mahmud.